Review Novel Clara's Medal oleh Dion Yulianto (Blogger Buku Indonesia)

Lewat Clara’s Medal, penulis dengan apik mampu menuturkan apa saja yang dialami oleh para peserta pelatihan FUSI yang dididik untuk mengikuti olimpiade fisika internasional. Bagaimana Clara dan teman-temannya harus belajar sampai jam dua pagi, bagaimana mereka harus membaca buku setebal 5 cm hanya dalam satu minggu, bagaimana mereka harus menyelesaikan bundel-bundel latihan soal yang super tebal, hingga betapa kuatnya perjuangan anak-anak terpilih ini demi bisa mewakili Indonesia di ajang internasional. Yang lebih menariknya lagi, kisah pada kutu buku fisikawan ini juga dibumbui dengan aroma dunia anak muda, yang membuatnya tidak membosankan.

Screenshot Clara's Medal di blog Baca Biar Beken
Diceritakan dari sudut pandang Clara (dan alam beberapa bab juga dari sudut pandang sejumlah peserta yang lain), Clara’s Medal benar-benar mencerminkan apa yang dialami dan dirasakan Clara sebagai remaja. Terlepas dari kumpulan jagoan fisika, FUSI juga diwarnai dengan indahnya persahabatan, ketatnya persaingan, bumbu-bumbu romantisme, serta berbagai candaan remaja tanggung yang kadang suka slengean. 


Alurnya yang maju dan kemudian mundur di beberapa bab sempat membuat saya bingung, namun ternyata alur mundur itu hanya dibatasi dalam beberapa bab, selebihnya terus maju. Ini menjadikan pembawaan Clara’s Medal begitu berwarna—sebagaimana para peserta FUSI yang juga beraneka ragam. Kisah-kisahnya dijalin dengan apik, dengan beberapa kejadian pemantik yang seru, mulai dari ditangkapnya Bagas (salah satu peserta FUSI yang paling smart tapi cenderung asosial dan--uhuk--disukai Clara), insiden kecurangan yang dilakukan salah satu peserta FUSI (dengan meracuni peserta lainnya) hingga kegalauan hati Clara akan semua yang ia hadapi.

 Novel ini juga mengajarkan kita akan pentingnya memiliki tujuan, tetap berfokus pada tujuan, serta berupaya memiliki semangat dalam mencapai tujuan tersebut. Juga tentang perbedaan dari orang bijak dan orang pintar (“Orang pintar itu berusaha menyelesaikan masalah, sementara orang bijak menjauhi masalah), tentang keberanian untuk tetap mencoba meskipun kegagalan selalu menghantui, tentang berfokus pada keberhasilan yang ingin dicapai alih-alih pada kegagalan, dan juga tentang fakta bahwa fisika itu asyik jika didalami.

Dion Yulianto - Blogger Buku Indonesia

Baca pendapat jujurnya di Baca Biar Beken

0 comments:

Post a Comment