Review Novel Clara's Medal oleh Rose Mary (Blogger Buku Indonesia)

Buku yang sangat menarik untuk dibaca. Tak pernah terpikir bahwa fisika bisa semenarik ini. Aku sebagai mantan penghuni kelas IPS sewaktu SMA, yang jelas-jelas sangat anti dengan yang namanya Fisika, terlarut dalam cerita ini seakan ada magnet yang menarikku untuk terus membacanya. Tidak sulit untuk jatuh cinta kepada buku ini karena bukan kita yang dibebani soal-soal fisika tapi Clara dan George cs :D Banyak hal yang membuatku tersadar dan berpikir bahwa,"Ternyata yang kuketahui masihlah sangat sedikit." Dan buku ini benar-benar membuka wawasanku akan banyak hal. Seperti misalnya ternyata kita bisa menusukkan sebuah tusuk sate ke tengah-tengah balon tanpa memecahkan balon tsb. Juga ada penjelasan tentang bungkus snacks yang kelihatan besar tapi isinya hanya setengah dari bungkusnya. Keren kan? :)

Screenshot Clara's Medal di Si Kutu Buku Ocemei



Buku ini tidak terpaku hanya pada persoalan fisika semata, tapi juga pada persahabatan ke-16 peserta, rasa kekeluargaan yang mereka rasakan, rasa percaya dan saling membantu, serta saling mendukung dan tak menyerah dalam menghadapi berbagai tekanan yang datang dari segala sisi. Di samping itu, banyak pula pesan moral yang ditulis Feby Indirani dengan apik dan tersampaikan dengan tepat. Salah satu favoritku :

"Dulu, kamu adalah guru untuk Papa,Ra. Kamu yang mengajari Papa, bahwa seberapa sering pun kamu jatuh bukan masalah. Yang terpenting adalah bahwa kamu selalu bangkit, melawan kembali. Jatuh itu bukan masalah besar, gagal itu bukan masalah besar, hampir tidak ada yang benar-benar persoalan besar di dunia ini, kecuali jika kamu sudah kehilangan keberanian untuk berharap."
Terkadang kita ragu pada diri kita sendiri, mampukah kita melewati semua permasalahan yang kita hadapi? Sejak kecil kita sudah dihadapkan pada pilihan. Pilihan untuk berjalan sebagai ganti merangkak, minum dari gelas sebagai ganti kompeng. Lalu ketika kita remaja, kita memilih siapa yang kita sukai, baju apa yang cocok untuk kita pakai,dsb. Dan ketika kita dewasa, kita menghadapi masalah yang jauh lebih rumit. Tak jadi soal betapa rumitnya masalah tsb atau berapa kali kita jatuh dalam memerangi permasalahan tsb, yang terpenting adalah seperti yang mba Feby katakan, gagal itu bukan masalah yang besar, asal kita tidak kehilangan keberanian untuk berharap. 

Review selengkapnya, bisa dibaca di blog Si Kutu Buku Ocemei

0 comments:

Post a Comment